Muhadatsah / Percakapan Bahasa Arab


PENDAHULUAN
            Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat kepada kita berupa kesehatan serta kemampuan yang sungguh luar biasa sempurna dibandingkan makhluk yang lainnya. Sehingga dengan kemampuan berupa ilmu tersebut manusia dapat memanfaatkan dan mengolah semua yang terdapat di alam semesta ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, sehingga kita terbebas dari zaman kebodohan dan menjadi umat-nya yang Insya Allah dilindungi sampai akhir zaman. Amin. Serta kepada para keluarga, sahabat, tabi’at, tabi’in, serta kita sebagai umatnya yang selalu setia mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
            Bahasa adalah alat komunikasi yang paling penting dalam kehidupan. Pembelajaran bahasa yang meliputi empat keterampilan yaitu: mendengar, berbicara, membaca, dan menulis, merupakan  keterampilan pokok yang dapat menunjang seseorang dalam berbagai sektor kehidupan. Dalam pembelajaran bahasa, peserta didik diharuskan memiliki keterampilan berbicara yang pada hakikatnya merupakan keterampilan mereproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain.[1] Maka demi terciptanya komunikasi yang baik dalam lingkungan sekolah, sosial, dan lain-lain, dalam pembelajaran bahasa terutama Bahasa Arab, guru memberikan teknik-teknik untuk pembelajaran keterampilan berbicara. Sehingga setidaknya, dengan teknik-teknik pembelajaran yang diberikan guru tersebut, peserta didik dapat menerapkan keterampilan tersebut dalam ruang lingkup kecil seperti kelas contohnya.
            Alhamdulillaah dengan berbagai bantuan riil maupun materil, makalah tentang “Pembelajaran Berbicara dan Bercakap” dapat kami selesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Metode Khusus Pembelajaan Bahasa Arab”.
            Terimakasih kepada teman-teman kelompok 5 yang telah bekerja keras menyelesaikan makalah ini, terutama kepada Bapak Dosen Pembimbing Mata Kuliah ini yang telah menyempatkan waktunya untuk selalu membimbing kami, memberikan trik-trik dalam belajar-mengajar Bahasa Arab sehingga dapat terbina kader-kader guru yang profesional dan memberikan pencerahan baru dalam dunia pendidikan terutama Pembelajaran Bahasa Arab.


PEMBAHASAN

     A.    Urgensi Pengajaran Berbicara (Maharah al-Kalam)
            Manusia adalah makhluk sosial, tindakannya yang pertama dan paling penting dalam tindakan sosial adalah berkomunikasi. Komunikasi merupakan media untuk mempertukarkan pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan, atau saling mengekspresikan serta menyetujui suatu pendirian atau keyakinan.
            Maharah al-Kalam secara bahasa sepadan dengan istilah speaking skilldalam bahasa Inggris yang bisa diartikan sebagai keterampilan berbicara. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
            Selain itu juga, berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
            Oleh karena itu, keterampilan bahasa (Maharah al-Kalam) adalah kemampuan seseorang untuk mengucapkan artikulasi bunyi-bunyi Arab (ashwath ‘arabiyyah) atau kata-kata dengan aturan-aturan kebahasaan (qawa’id nahwiyyah wa sharfiyyah) tertentu untuk menyampaikan ide-ide dan perasaan. Karena itu pengajaran bahasa Arab bagi non-Arab pada tahap awal bertujuan, antara lain, supaya siswa bisa mengucapkan bunyi-bunyi Arab dengan benar (khususnya yang tidak ada padanannya pada bahasa lain) dan dengan intonasi yang tepat, bisa melafalkan bunyi-bunyi huruf yang berdekatan, bisa membedakan pengucapan harakat panjang dan pendek, mampu mengungkapkan ide dengan kalimat lengkap dalam berbagai kondisi, mampu berbicara dengan kalimat sederhana dengan nada dan intonasi yang sesuai, bisa berbicara dalam situasi formal dengan rangkaian kalimat yang sederhana dan pendek, serta mampu berbicara dengan lancar seputar topik-topik yang umum.[2]
            Selain dari urgensi di atas, zaman Globalisasi menuntut berkomunikasi lisan (disamping tulisan) dalam berbagai sektor kehidupan. Maka demikian, keterampilan berbicara (maharah al-kalam/ speaking skill) menjadi keterampilan khusus dan utama untuk berkomunikasi.[3]
            Beberapa prinsip umum atau faktor yang mendasari kegiatan berbicara[4], antara lain:
a  1.)      Membutuhkan paling sedikit dua orang, seorang pembicara dan pendengar.
b  2.)      Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami bersama.
c  3.)      Adanya penerimaan atau pengakuan atas suatu wilayah referensi umum.
d  4.)     Merupakan suatu pertukaran antara pertisipan.
e  5.)      Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada lingkungannya dengan segera.
f  6.)       Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini.
g 7.) Melibatkan organ atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara/ bunyi bahasa dan pendengaran (vocal and auditory appartus).
h  8.)  Tidak pandang bulu menghadapi dan memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil dalam pelambangan dengan bunyi.
            Seorang berbicara karena adanya dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan atau untuk mengungkapkan apa yang ada dalam dirinya kepada orang lain. Maka untuk itu, seseorang harus memiliki empat kompetensi dasar[5] berikut:
1     1.)      Kompetensi gramatikal atau kompetensi linguistik.
2     2.)      Kompetensi sosiolinguistik.
3     3.)      Kompetensi wacana.
4     4.)      Kompetensi strategi.

     B.     Petunjuk Umum Pengajaran Berbicara
            Secara umum tahapan dalam pembelajaran bahasa seperti halnya pengajaran materi yang lain mengikuti alur perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Dalam konteks pengajaran Maharah al-Kalam, paling tidak ada empat aspek yang harus dipertimbangkan oleh guru ketika merencanakan pelajaran yaitu: 1) Siapa yang akan diajar; 2) Apa yang perlu diajarkan; 3) Bagaimana cara mereka akan diajar; 4) Dengan alat bantu apa mereka akan diajar.
            Terdapat beraneka macam teknik yang bisa digunakan untuk menciptakan konteks penuh makna untuk praktek berbicara dalam bahasa Arab, teknik-teknik pengajaran kalam dapat diklasifikasikan dalam pengajaran kalam untuk tingkat pemula, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Beberapa petunjuk umum dalam pengajaran berbicara antara lain sebagai berikut:[6]
1.      Pengajaran berbicara berarti melatih siswa berbicara.
2.      Siswa hanya berbicara mengenai sesuatu yang dipahaminya.
3.      Siswa dilatih untuk selalu menyadari apa yang dibicarakannya.
4.      Guru tidak boleh memotong pembicaraan siswa atau terlalu banyak mengoreksi kesalahan siswa.
5.      Guru tidak menuntut siswa mampu berbicara persis seperti orang Arab.
6.      Objek atau topik pembicaraan adalah sesuatu yang bermakna bagi siswa.
            Setelah mengetahui petunjuk umum pengajaran keterampilan berbicara di atas, latihan berbicara dikelompokkan menjadi tiga tingkatan dengan teknik pengajaran yang berbeda-beda.[7]
a.       Teknik Pengajaran Maharah al-Kalam Tingkat Pemula
-          Ulang-ucap (isma’ wa raddid/listen and repeat)
-          Lihat dan ucapkan (undzur wa uzkur/see and say)
-          Model Dialog (hiwar/dialogue)
-          Tanya jawab (su’al wal jawab/question and answer)
-          Praktek pola kalimat (tadrib anmath/pattern practice)
-          Berbagi informasi (akhbir jarak/share yours)
-          Melengkapi kalimat (ikmal al-jumlah/completation)
-          Menjawab pertanyaan (al-ijabah ‘ala al-as’ilah/answering the questions)
-          Bertanya (taqdim al-as’ilah/giving the questions)
b.      Teknik Pengajaran Maharah al-Kalam Tingkat Menengah
-          Apa yang akan kamu lakukan? (madza ta’mal?/what will you do?)
-          Apa komentarmu? (madza taqulu?/what do you say?)
-          Pertanyaan berantai (al-as’ilah al musalsalah)
-          Reka cerita gambar (ta’bir mushawwar)
-          Bayangkan (takhayyal/imagine)
-          Mendeskripskan
-          Membuat ikhtisar (talkhish al-nash/taking summary)
-          Pertanyaan menggali
-          Melanjutkan cerita
-          Cerita berantai
-          Menceritakan kembali
-          Percakapan (muhadatsah/conversation)
-          Dramatisasi
-          Bermain peran
c.       Teknik Pengajaran Maharah al-Kalam Tingkat Lanjut
-          Mengarang lisan (ta’bir syafawi/oral composition) atau berpidato(khatabah)
-          Bercerita (sard al-qishash/telling story)
-          Menceritakan peristiwa atau pengalaman berkesan (khibrah mutsirah/interesting experience)
-          Laporan pandangan mata
-          Wawancara (muqabalah syakhshiyyah)
-          Diskusi (munaqasyah)
-          Memberi petunjuk
-          Debat dan berbicara bebas tentang suatu masalah yang diusulkan
            Tujuan keterampilan berbicara akan mencakup pencapaian hal-hal bagi setiap individu sebagai berikut:[8]
   Ø  Kemudahan berbicara
   Ø  Kejelasan
   Ø  Bertanggung jawab
   Ø  Membentuk pendengaran yang kritis
   Ø  Membentuk kebiasaan
            Selain dari itu, terdapat hambatan atau kesulitan yang dihadapi pengajar dan peserta didik, adalah:[9]
   Ø  Distorsi fonem sebagai masalah artikulasi,
   Ø  Masalah gagap yang lebih bersifat individual,
   Ø  Pengacauan artikulasi kata-kata karena terlalu cepat keluarnya,
   Ø  Kesuliatan pendengaran yang bisa disebabkan oleh suara terlalu keras ataupun terlalu lembut,
   Ø  Peserta didik berbicara sendiri secara formal kepada pengajar atau peserta didik lainnya dengan suara lirih ataupun dengan suara terlalu keras.

     C.    Hakikat Bercakap
            Bercakap adalah dialog bebas yang berlangsung secara spontan antara pihak tertentu mengenai topik tertentu.[10]
     D.    Perbedaan Bercakap dan Tanya-Jawab
            Di bawah ini adalah perbedaan bercakap dan tanya jawab, yaitu:[11]
Bercakap
Tanya-jawab
1.    Topik tidak terbatas

2.    Banyak sekali alternatif bentuk bahasa yang dapat digunakan sehingga tidak dapat diramalkan sebelumnya
3.    Unsur-unsur paralinguistik (misalnya. Mimik, gestur) kadang dianggap cukup untuk memahami makna
4.    Siswa mempelajari bentuk-bentuk bahasa dalam konteks

5.    Siswa mencontoh bagaimana guru menggunakan bahasa dalam berbagai aspeknya yang meliputi: tekanan, intonasi, jeda, dan kecepatan normal.
1.    Topik terbatas (misalkan. Mengenai isi bacaan)
2.    Bentuk bahasa yang digunakan hampir selalu sama

3.    Makna disampaikan melalui bentuk verbal bahasa

4.    Bentuk bahasa yang digunakan sering terlepas dari konteks

5.      Kurang memperdulikan aspek-aspek suprasegmental bahasa




      E.     Tujuan Pengajaran Bercakap
1.      Mengawali Percakapan
2.      Menumbuhkembangkan perbendaharaan kebahasaan
3.      Mendayagunakan pengetahuan kebahasaannya ( kosakata dan struktur )
4.      Bersikap kreatif dan inovatif dalam memilih respon yang sesuai konteks lingkungannya
5.      Memahami konsep – konsep komunikasi dan menerapkannya secara efektif dengan penutur asli bahasa Arab
6.      Memahami aspek-aspek psikologis percakapan

     F.     Tahapan Keterampilan Bercakap
§  Tingkat Pemula
Pada tingkat dasar ini siswa hanya terbatas pada pola-pola mengahafal percakapan Arab saja. Topik percakapannya pun terbatas hanya seputar perkenalan, profesi dan sebagainya. Teknik penyajiannya diawali dengan pengucapan materi percakapan oleh guru untuk diotirukan, diperagakan dan dihafalkan oleh siswa.Guru tidak boleh memperlihatkan bentuk tulisan dari percakapan yang sedang diperagakan oleh siswa.Guru juga dapat memberikan alternative vbentuk bahasa sesuai kemampuan siswa.
§  Tingkat Menengah
Setelah melewati tingkat dasar sebagai pemula, dilanjutkan naik pada tingkat yang lebih kompleks. Percakapan yang dilakukan di tingkat menengah topik yang diusung lebih luas dan lebih kompleks. Misalnya, memperbincangkan pokok-pokok pikiran dari teks baik yang berupa lisan maupun tulisan. Guru hanya menuliskan dan mengingatkan hal-hal yang dianggap penting misalnya nama- nama orang yang terlibat di dalam percakapan dan dialog yang diperdengarkan dan kosakata serta bentuk bahasa yang diduga sulit bagi siswa.
§  Tingkat Lanjutan
 Tahapan ini adalah tahap yang paling atas dan wujud percakapan yang sebenarnya. Guru berfungsi sebagai pengarah daripada percakapan tersebut.

      G.    Petunjuk Umum Pengajaran Bercakap
1)      Memperhatikan linguistik siswa
2)      Topik percakapan diberikan secara berjenjang
3)      Tidak terjebak untuk memberikan ungkapan-ungkapan yang sudah klise
4)      Senantiasa menumbuhkembangkan kemampuan berbahasa siswa
5)      Guru berusaha membuat siswa memiliki rasa sopan santun dalam bercakap
6)      Berusaha menghantarkan siswa agar dapat melakukan percakapan dalam masyarakat
7)      Memperhatikan tingkat kesulitan struktur kalimat.
8)      Mengembangkan seni menyampaikan materi percakapan
9)      Memberikan alternatif bentuk bahasa Arab yang tepat dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip psikologis agar tidak berdampak negatif bagi siswa.

      H.    Teknik Operasional Pembelajaran Hiwar (Bercakap)
·         Mula – mula diberikan pengantar atau ilustrasi singkat mengenai mengenai topik yang akan didialogkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan relevan dengan topik. Pengantar ini diikuti dengan langkah-langkah berikut.
·         Pertama, siswa mendengarkan materi hiwar melalui taape recorder dengan penuh perhatian; sementara itu buku mereka ditutup, agar perhatian mereka sepenuhnya terkonsentrasi pada bunyi dialog yang didengarkan.
·         Kedua, pengulangan istima’ (mendengarkan) sambil memahami isi hiwar dengan melihat gambar yang tertera dalam buku. Tulisan hiwar dalam hal ini masih belum boleh dilihat.
·         Ketiga, Pengulangan mendengar dengan dibarengi peniruan secara kolektif (bersama-sama).
·         Keempat, pengulangan mendengarkan sekali lagi dengan diikuti peniruan secara berkelompok tertentu lalu secara individual.
·         Kelima, Pembacan teks hiwar (buku dibuka) oleh semua siswa, kelompok atau oleh individu-individu.
·         Keenam, Sebagian siswa secara berpasang-pasangan diminta untuk melakukan dramatisasi dan bermain peranan sesuai dengan teks hiwar,
·         Setelah isi hiwar dipahami, barulah ditindaklanjuti dengan bahasan berikutnya; tadribat, qawaid, qira’ah, insya’, dan sebagainya.


BAB III
PENUTUP
       A.    Kesimpulan
            Pengajaran Berbicara dan Bercakap dalam mata kuliah Metode Khusus Pendidikan Bahasa Arab sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dalam pengajaran berbicara dan bercakap terdapat poin-poin penting yang harus dketahui dan dipahami oleh para calon guru bahasa Arab. Diantara poin-poin penting itu adalah:
1.      Urgensi Pengajaran Berbicara (Maharah al-Kalam)
2.      Petunjuk Umum Pengajaran Berbicara
3.      Hakikat Bercakap
4.      Perbedaan Bercakap dan Tanya-Jawab
5.      Tujuan Pengajaran Bercakap
6.      Tahapan Keterampilan Bercakap
7.      Petunjuk Umum Pengajaran Bercakap
8.   Teknik Operasional Pembelajaran Hiwar (Bercakap)

      B.     Saran
Dalam pembuatan makalah ini, penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan terhadap materi yang telah dijelaskan sebelumnya. Diharapkan kepada setiap orang umumnya dan khususnya kepada mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab untuk dapat mencari sumber lain yang lebih berkualitas dan demi memperkaya ilmu tentang pengajaran bahasa.


DAFTAR PUSTAKA

Fachrurrozi, Aziz dan Mukhshon Nawawi. 2010.  أساليب تدريس المهارات اللغوية العربيّة  . Jakarta.
Fachrurrozi, Aziz dan Erta Mahyuddin. 2011. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. Tangerang.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung.


[1] Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd. dan Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung. Tahun: 2008. Hal: 241
[2] Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, MA dan Erta Mahyuddin, Lc., S.S., M.Pd.I. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. Tangerang. Tahun: 2011.  Hal: 129-130
[3] Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, MA dan Mukhshon Nawawi, S.Ag.,أساليب تدريس المهارات اللغوية العربيّة  . Hal: 14
[4] Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, MA dan Erta Mahyuddin, Lc., S.S., M.Pd.I. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. Tangerang. Tahun: 2011.  Hal: 131
[5] Ibid. 132
[6] Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, MA dan Mukhshon Nawawi, S.Ag.,أساليب تدريس المهارات اللغوية العربيّة  . Hal: 14
[7] Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, MA dan Erta Mahyuddin, Lc., S.S., M.Pd.I. Teknik Pembelajaran Bahasa Arab. Tangerang. Tahun: 2011.  Hal: 139
[8] Prof. Dr. Iskandarwassid, M.Pd. dan Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung. Tahun: 2008. Hal: 242
[9] Ibid. 243
[10] Prof. Dr. H. Aziz Fachrurrozi, MA dan Mukhshon Nawawi, S.Ag.,أساليب تدريس المهارات اللغوية العربيّة  . Hal: 15
[11] Ibid. 15