GERAKAN POLITIK DAN HISTORIS ISLAM DI INDINESIA






Awal Pergerakan Reformis Islamisme di Indonesia
Konsep negara Islam sebagai refleksi cita-cita gerakan Islamisme tak usai hingga saat ini. Karena penerus-penerus ide terus bermunculan seiring perkembangan negarawan yang paling vokal menyuarakan Negara Islam ialah Mohammad Natsir. Natsir pernah berpendapat iklim keislaman di Indonesia. Salah satu tokoh “memang Rasulullah tidak perlu menyuruh mendirikan negara. Akan tetapi tanpa Islam, negara bisa berdiri, dan memang sudah berdiri sebelum dan sesudah Islam. Di zaman unta dan pohon korma sudah ada negara; zaman kapal terbang juga ada negara, dengan maupun tidak dengan Islam. Namun Islam datang membawa beberapa aturan tertentu untuk mengatur negara, supaya negara itu menjadi kuat dan subur, dan boleh menjadi wasilah yang sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan hidup manusia yang berhimpun dalam negara itu, untuk keselamatan diri dan masyarakat, untuk kesentosaan perseorangan dan umum” (Natsir, 2014: 27).
Transformasi Islamisme menuju Sebuah Gerakan Baru
Gerakan Islam merupakan gerakan keagamaan yang muncul dari pergeseran orientasi keberagamaan dan ketidak puasan terhadap organisasi-organisasi ekstra kampus yang menyuguhkan kegiatan sekuler dan juga terhadap dua organisasi besar yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah yang dianggap tidak concern mengubah masyarakat menjadi Islami (Edy, 1993: 12).
Meminjam istilah dari Abdurrahman Wahid, Kelompok Islam tersebut mengklaim sebagai pewaris tunggal kebenaran dan karena-nya muslim yang berbeda dianggap kurang Islami atau bahkan kafir. Seperti pendahulunya, yakni DDII, kelompok ini gencar melakukan infiltrasi ke dalam lembaga pendidikan, ins-tansi pemerintah, masjid, maupun ormas-ormas Islam, tak terkecuali Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama (NU). Hingga akhirnya, Muhammadiyah menerbitkan SK PP Muham-madiyah Nomor 149/Kep/I.0/B/2006 yang berisi tentang penolakan terhadap infiltrasi tersebut, pun halnya dengan NU melalui forum Bahtsul Masa’il nya (Wahid, 2000: 44). Pembahasan mengenai klaim pembenaran ini akan dibahas pada bagian selanjutnya.
Simpulan
Transformasi bentuk per-juangan Islamisme dari yang sebelumnya berwujud gerakan kemasyarakatan yang agitatif dan propagandis pada masa pra dan pasca kemerdekaan, kemudian menjadi gerakan kajian keagamaan yang pasif, hingga kemudian kembali menjadi sebuah gerakan kemasyarakatan yang aktif memperjuangkan Islamisme sebagai ref-leksi modernitas masyarakat dewasa ini telah menunjukkan progress maksimal bagi Islamisme itu sendiri. Islamisme dalam bentuk gerakan juga pada akhirnya merestui persatuan umat Islam dari berbagai mahzab mulai dari Islam tradisionalis hingga Islam Transnasionalis dalam satu ruang dan wadah yang sama walaupun prosesnya masih harus menunggu munculnya common enemy dan menumbalkan Ahok sebagai target sasaran sekaligus pemersatu.

Sumber : Klik Link

0 komentar: