GLOBAL SALAFISM
Kalau ditilik, mengenai salafism global ini buming sejak peristiwa
pengeboman gedung kembar WTC di Amaerika pada tanggal 11/9/2001.setelah adanya
peristiwa ini maka ramailah orang membicarakantentang salafism atau wahabisme
global. Mengapa? Karena terungkap pelakunya ada kaitanya dengankelompok salafi
jihad yang dikomandanioleh Usama bin Laden. Berlanjut kemudian dengan kejadian
Bom Bali, Bom JW Merriot, Bom Paris dan seterusnyamemunculkanimage di kalangan
barat bahwa Islam itu identik dengan kekerasan, identik dengan sejarah Barat
menjalaskan bahwa slogan idealisme islam sebagai rahmatan lil alamiin, rahmat
bagi penduduk dunia, berubah menjadi ancaman bagi perdamaian dunia.
Dari hasil bacaan sementara penulis menghimbau bahwa kita harus
hati-hati menggunakan istilah-istilah yang berseliweran dalam media sosial dan
media massa. Menurut Amin Abdullah, kita harus membedakan antara 1. Salaf
(al-salaf al-saleh), 2. Salafiyyah ( salafiyyah nahdiyyah NU) dan 3. Salafi.
Ketiganya memiliki makna dan implikasinya masing-masing. Kalau kata salaf
diartikan secara bahasa adalah orang-orang yang mendahului atau hidup sebelum
zaman kita. Secara istilah , generasi tiga abad pertama sepeninggalan
Rasulullah S.A.W.
Adapun tokoh-tokoh yang memiliki andil besar terhadap munculnya
salafisme sebagaidokterin, menurut Meijer diantaranya adalah Imam Ahmad bin
Hanbal yang dikenbal dengan ahli hadist (780-855), Taqiyuddin ibn Taymiyah
(1263-1328) yang menyerukembali kepada Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dan pada abad
ke- 18dipertegas oleh Muhammad bin Abd Wahhab (1703-1792) dengan gerakan
Wahabisme yang dimulai di Nejd, Arabia Tengah, yang berupaya mereformasi
masyarakat agar kembali pada ajaran Tauhid. Ia menilai masyarakat sedang
tersesat jalan yang menyimpang dari ajaran islam yang murni. Oleh sebab itu,
salah satu cara untuk meraih keselamatan dan kembali kepada kejayaan Islammasa
lampau adalah dengan penegasan kembali kepada ajaran tauhid dan kembali pada
Al-Qur’an dan As-sunnah.
Dalam hal ini, ia lebih condong pada pemikiran Ibn Taymiyah dari
pada pemikiran Imam Ahmad bin Hanbal. Ia menjelaskan bahwa orang yang tidak
mengikuti doktrin tauhid dinamai dengan kafir atau murtadyang boleh diperangi
dengan jalan jihad melawan mereka.
Pada abad ke-20, muncul pula pemikir-pemikir Salafi, di Mesirada
Hasan Al-Banna (1906-1949) dengan mendirikan kelompok Ikhwanul Muslimun dan Abu
A’la Al-Maududi (1903-1978) mendirikan partai Jama’at Al-Islamidi
Indo-Pakistan. Mereka memperkenalkan gerakan pemikiran yang berusaha
mendefinisikan Islam sebagai idiologi politik berhadapan dengan idiologipolitik
besar seperti sosialisme. Mereka menekankan bahwa kemunduran umat Islam karena
kurangnya solidaritas dan persaudaraan di kalangan kaum muslimin.dari upaya ini
maka lahirlah beberapa kelompok turunan seperti Hizbut Tahrir di Lebanon, FIS
di Aljazair.gabungan dari kelompok-kelompok Salafi-Wahabi yang berpolitik
dengan Ikhwan Al-Muslimin yang berpolotok inilah, menurut Meijer, yang dinamai
dengan salafi jihadi saat ini. Salafi Jihadi juga banyak banyak terpengaruh dengan
doktrinjihad yang dicetuskan oleh Sayyid Qutbsalah satu seorang pembesar
Ikhwanul Muslimin dalam kitab Ma’alim di Al-tariq yang menjadi rujukan kelompok
Islamis di seluruh dunia, yang mengatakan tentang keabsahan memerangi razim
yang tidak saleh. Ini terbukti dengan adanya mobilisasijihad ke Afganistan
sewaktu Invasi Uni Soviet (1979-1989 ) yang memperluas penyebaran pemikiran
jihad Sayyid Qutb.
Sumber : Klik Link
0 komentar:
Posting Komentar